PRESS RELEASE WRAD 2020
World Rabies and Animal Day 2020
World Rabies and Animal Day (WRAD) merupakan program kerja tahunan terbesar dari bidang Pengmas, Zoonosis, dan Kesmavet (PZK) Pengurus Cabang Ikatan Mahasiswa Kedokteran Hewan Indonesia Universitas Airlangga (PC IMAKAHI UNAIR). Hari Rabies yang jatuh pada Senin (28/9/2020) dan hari hewan pada Minggu (4/10/2020).
Semangat dan antusias mahasiswa Strata-1 kedokteran
hewan Universitas Airlangga dalam memperingati World Rabies And Animal Day (WRAD) pada tahun ini yang dilaksanakan pada Minggu (4/10/2020) dengan mengangkat tema “One Health Together, Care Love Each Other”. Acara yang berbentuk webinar, lomba hingga donasi itu mengundang pembicara-pembicara hebat yang handal dibidangnya seperti Dosen Klinik Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (FKH UNAIR) Dr. Boedi Setiawan, drh., MP dan drh. Ni Komang Apriliana Widisuputri, M.Si selaku Dokter Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana, Bali. Acara tersebut dihadiri lebih dari 300 partisipan.
Pada sesi pertama penyampaian materi oleh Dr. Boedi
Setiawan, drh., MP sharing mengenai Animal Right and Animal Welfare. Dr.Boedi menegaskan bahwa Animal Walfere dan Animal Right sejatinya sangat berbeda, walaupun banyak ditemui di masyarakat yang menganggap bahwa Animal Right dan Animal Welfare sama karna memang sekilas tanpak sama.
Dr. Boedi menjelaskan bahwa Animal Right merupakan suatu usaha untuk menghormati hak-hak dasar hewan sebagaimana ha-hak pada manusia. Eksploitasi maupun pembunuhan hewan dalam
tujuan apapun dianggap melanggar Animal Right. Sedangkan Animal Welfare lebih menekankan pada perlakuan hormat dan hak-hak kesejahteraan hewan. Pada konsep Animal Welfare hewan masih diperbolehkan dalam hal pemanfaatan baik untuk dimakan, penelitian, maupun kebutuhan lainnya.
Selanjutnya pada sesi kedua penyamapaian materi oleh drh.
Ni Komang Apriliana Widisuputri, M.Si. Dalam diskusi kali ini drh. Nikomang
lebih menekankan pada kondisi, bahaya, dan penanganan rabies di Indonesia
terutama pada daerah yang belum masuk kedalam zona hijau, rabies sangat
berakibat fatal ketika sudah timbul gejala klinis karna dapat mengakibatkan
kematian.
Rabies umumnya ditularkan oleh kucing, anjing, kera dan
kelelawar, tetapi 98 % kasus rabies di Indonesia disebabkan oleh gigitan
anjing. Anjing yang rentan terinveksi rabies pada umumnya belum pernah
diberikan vaksin anti rabies.
“Inkubasi virus rabies pada hewan 5-14 hari sedangkan pada
manusia hari-bulan-tahun tergantung jumlah virus yang masuk, keparahan luka
gigitan, jarak lokasi gigitan ke SSP. Tingkat infeksi ada dua yaitu resiko
tinggi seperti pada bagian (wajah, kepala, jari tangan) dan resiko rendah
seperti (pada tubuh bagian badan, tangan, kaki)”jelas drh, Ni Komang.
Untuk penanganannya sendiri, drh.Ni Komang menganjurkan
bagi individu yang tergigit hewan terinfeksi rabies untuk segera membersihkan
luka dengan sabun dan air mengalir. Setelah itu jangan lupa berikan antiseptik
dan menghubungi fasilitas kesehatan terdekat.
Kemudian webinar dilanjutkan dengan kegiatan sharing
bersama komunitas pecinta hewan, diantaranya Indonesia Canine Lovers, Sidoarjo Cat Community dan Exotic Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (FKH UNAIR). Selain itu webinar tersebut juga mengadakan agenda lain seperti
lomba video kreatif tentang rabies awereness and animal welfare dan lomba poster serta open donation yang akan disalurkan kepada Indonesia Canine Lovers.
Komentar
Posting Komentar