Mengenal Lebih Dekat dengan Hiu Paus
Hiu paus (Rhincodon typus) merupakan ikan terbesar di dunia. Nama “paus hiu ”berasal dari fakta bahwa hewan-hewan ini sangat besar (sebesar paus) dan bahwa mereka filter-feed (seperti paus bungkuk besar). Namun, mereka memiliki tulang rawan seperti hiu sejati dan bernafas melalui insangnya. Hiu paus adalah satu-satunya anggota keluarga Rhincodontidae. Spesies ini pertama kali dideskripsikan pada tahun 1829 dari spesimen yang ditangkap di Afrika Selatan.
Pakan yang dikonsumsi adalah zooplankton, cumi-cumi, dan ikan kecil seperti sarden atau teri. Telah diketahui dalam beberapa tahun terakhir bahwa telur ikan telah menjadi bagian dari diet mereka juga (Heyman et al., 2001).
Stress pada hiu paus sama seperti dengan hewan liar lainnya, dapat stress akibat sentuhan manusia saat menyelam, kebisingan transportasi laut, maupun terkena cahaya foto meskipun hewan ini tidak menyerang dan bergerak lambat. Cara terbaik untuk menyelam bersama hiu paus adalah memperhatikan jarak interaksi sekitar 4 meter dari belakang dan 3 meter dari samping dan depan, tidak menyentuh dan menunggangi, tidak memotret dengan flash light, tidak membuat percikan yang gaduh, dan tidak berenang secara cepat.
Penyakit pada hiu paus belum diteliti secara lanjut tetapi kontak sentuhan dari manusia yang menyelam bersama hiu paus dapat menularkan penyakit dan parasit, lingkungan laut juga diubah oleh faktor antropogenik, dan ini terkait dengan peningkatan prevalensi penyakit di antara organisme laut (Johnson PTJ et al., 2010), dapat juga terjadi keracunan akibat memakan plankton yang beracun seperti pada fenomena Red Tide. Red Tide adalah fenomena alam ketika warna air laut berwarna merah kecoklatan dan sangat beracun. Hal itu disebabkan oleh fitoplankton jenis dari Pyrrophyta jumlahnya meningkat banyak akibat air yang hangat dan kaya nutrisi. Fenomena ini dapat menyebabkan disorientasi pada hiu paus dan membuat hiu paus linglung sehingga dapat terdampar.
Kasus terdamparnya hiu paus sudah cukup banyak dan apa yang kita dapat lakukan jika melihat kejadian tersebut sebaiknya segera menghubungi BKSDA setempat, dokter hewan, maupun organisasi rescue seperti IAM Flying Vet.
Johnson PTJ, Townsend AR, Cleveland CC, Glibert PM, Howarth RW, Mckenzie VJ, Rejmankova E, Ward MH. 2010. Linking environmental nutrient enrichment and disease emergence in humans and wildlife. Ecol Appl 20:16–29.
Heyman, W.D., Graham, R.T., Bjorn K., and Johannes R.E. (2001). Whale sharks Rhincodon typus aggregate to feed on fish spawn in Belize. Marine Ecology Progress Series. 215: 275-282
http://www.fish.wa.gov.au/Documents/recreational_fishing/fact_sheets/fact_sheet_whale_shark.pdf
http://www.calm.wa.gov.au/tourism/whalesharks_ swimming.html
images : galaphagosconservation.org.uk
Komentar
Posting Komentar