#IMAKAHIKepo : Awas Giardiasis!
Wes ngerti urung rek?
Sebenarnya penyakit yang disebabkan Giardia sering ditemukan pada
bidang kedokteran dan termasuk dalam parasit yang bersifat zoonosis. Protozoa
berflagella G. duodenalis, G. Intestinalis, G. Lamblia ditemukan Van Leeuwenhoek pada fase tropozoit. Protozoa
ini Pada tahun 1970 terjadi wabah diare pada manusia akibat infeksi pencernaan
karena Giardia ini. Manifestasi klinis yang disebabkan oleh giardiasis sangat
bervariasi dan dapat berbeda pada penderitanya, mulai dari asimtomatik, diare
akut hingga diare kronik, penurunan berat badan, steatore dan malabsorbsi.
Manifestasi klinis ini dipengaruhi berbagai faktor seperti jumlah kista yang
tertelan, lamanya infeksi, faktor hospes seperti status imun, status nutrisi,
usia dan parasitnya sendiri (Mentari,2017).
Awalnya Giardia sp. terjadi akibat makanan yang terkontaminasi
akibat pengaruh lingkungan dengan higiene rendah, mulai dari mengkonsumsi air
yang tidak masak maupun makanan yang dihinggapi lalat. Parasit ini memiliki
banyak inang definitive karena dapat menyerang beberapa hewan dan bersifat
zoonosis. Transmisi dari hewan ke manusia, seperti domba, sapi dan anjing yang
terinfeksi. Giardia sp. ini memiliki 7
molekul genetic (assemblage) yang subtipenya
terdiri dari A-G. Subtipe A dan B merupakan
subtype zoonosis, contohnya hewan
zoonosis giardiasis adalah ruminansia, kucing, anjing, dan primate dan Anjing
dan kucing juga dapat menularkan parasit Giardia sp. kepada ruminansia. Untuk
subtype G terdapat pada rodensia dan sub tipe H ada pada mamalia laut tapi
subtype ini tidak bersifat zoonosis.
Siklus hidup Giardia sp.
mempunyai dua stadium, Kista adalah bentuk stadium infeksiusnya yang resisten
terhadap berbagai macam gangguan dan dapat bertahan hidup selama beberapa bulan
di lingkungan terutama pada air dan tanah. Jika kista masuk kedalam tubuh dan
kemudian berubah menjadi stadium tropozoit, akan terjadi perlekatan flagella oleh
stadium tropozoit ke dinding epitel usus dan setelah itu stadium tropozoit akan
mengeluarkan enzim yang akhirnya mengganggu jalannya penyerapan nutrisi didalam
tubuh. Jika sistem imun bagus gejala
tidak terlalu nampak, tapi kemudian tropozoit akan berkembangbiak dan
menghasilkan kista yang keluar bersama feses dan terbawa air atau tercemar pada
manusia dan hewan lain. Stadium tropozoit ini dapat ditemukan di dalam tinja
tetapi tidak dapat bertahan hidup di luar tubuh atau lingkungan.
Pada stadium akut menyebabkan diare yang terlihat pada konsistensi
feses yang encer, tetapi tidak menyebabkan diare berdarah.
- Diagnosa penyakit Giardiasis dapat dilakukan dengan:
- Pemeriksaan feses (natif dan apung) jika diare akan terdapat tropozoit
- Pengujian dengan flouresence akan tampak berwarna hijau jika positif terdapat tropozoit
- Cara pencegahan:
- · Menjaga higenitas air minum
- · Biasakan mencuci tangan sebelum makan dan sehabis memegang hewan
- · Pemeriksaan rutin pada hewan peliharaan (pemeriksaan feses)
- · Pemanasan makanan
- · Pastikan makanan tidak terhinggap oleh lalat.
Diare yang di alami sebab Giardisis
ini dapat berhenti dengan seiring jalannya waktu namun tidak bersifat spontan. Jika
saat terinfeksi parasit ini dan didalam tubuh terdapat bakteri seperti E. coli
akan terjadi komplikasi yang bersifat pathogen. Pengobatan setelah terinfeksi
parasit ini dapat dilakukan dengan pemberian Metronidazole dan obat anti diare.
Untuk hewan kesayangan akan optimal jika diberi tambahan berupa vitamin dan
antibiotic.
Dampak dari parasit ini tidaklah
seberapa tapi inilah salah satu
penyebab penyakit yang sering luput dan terabaikan oleh perhatian kita. Maka dari
itu penting untuk menjaga kebersihan diri kita, lingkungan, dan hewan
kesayangan yang kita miliki. Jika tidak di mulai dari kita, siapa lagi?
Komentar
Posting Komentar