CUWI (CATCHING UP WITH IMAKAHI) X Vet Talk 2024: "Monkeypox: Ancaman Baru? Simak Fakta, Gejala, dan Pencegahannya"
Pada Jumat (25/10/2024), bidang PZK dan Kebijakan Profesi dari PC IMAKAHI UNAIR berkesempatan mengadakan diskusi bersama Prof. Dr. Fedik Abdul Rantam, DVM., mengenai Monkey Pox, di Institute of Tropical Disease. Beliau merupakan Ketua Tim Peneliti Vaksin Merah Putih untuk Covid-19. Merupakan sebuah kehormatan bagi kami bisa menyapa beliau secara langsung.
Kasus cacar monyet (Monkeypox) pertama telah terkonfirmasi di Indonesia. Dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, selaku Juru Bicara Kementerian Kesehatan, menyampaikan dalam keterangan pers pada 20 Agustus 2022 bahwa kasus ini terjadi pada seorang laki-laki berusia 27 tahun yang memiliki riwayat perjalanan ke beberapa negara di Eropa, seperti Belanda, Swiss, Belgia, dan Prancis. Penemuan kasus ini mengindikasikan potensi penyebaran virus di wilayah Indonesia, sehingga pemerintah dan masyarakat diharapkan untuk lebih waspada dan berhati-hati. Selain itu, pemerintah akan meningkatkan upaya pengawasan dan penanganan kasus cacar monyet, termasuk dengan meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai gejala, cara penularan, dan langkah pencegahan. Dengan penanganan yang tepat dan cepat, diharapkan penyebaran cacar monyet dapat diminimalisasi dan Indonesia terhindar dari penyebaran yang lebih luas.
Kasus cacar monyet (Monkeypox) pertama telah terkonfirmasi di Indonesia. Dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, selaku Juru Bicara Kementerian Kesehatan, menyampaikan dalam keterangan pers pada 20 Agustus 2022 bahwa kasus ini terjadi pada seorang laki-laki berusia 27 tahun yang memiliki riwayat perjalanan ke beberapa negara di Eropa, seperti Belanda, Swiss, Belgia, dan Prancis. Penemuan kasus ini mengindikasikan potensi penyebaran virus di wilayah Indonesia, sehingga pemerintah dan masyarakat diharapkan untuk lebih waspada dan berhati-hati. Selain itu, pemerintah akan meningkatkan upaya pengawasan dan penanganan kasus cacar monyet, termasuk dengan meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai gejala, cara penularan, dan langkah pencegahan. Dengan penanganan yang tepat dan cepat, diharapkan penyebaran cacar monyet dapat diminimalisasi dan Indonesia terhindar dari penyebaran yang lebih luas.
Monkeypox atau cacar monyet adalah penyakit infeksi virus yang disebabkan oleh virus dari keluarga Poxviridae, khususnya genus Orthopoxvirus. Meskipun awalnya ditemukan pada monyet, virus ini dapat menular ke manusia dan juga hewan lainnya. Penularan pada manusia umumnya terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau lesi kulit dari hewan yang terinfeksi, seperti monyet atau tikus. Selain itu, penularan antar-manusia dapat terjadi melalui droplet pernapasan ketika seseorang berada dalam jarak dekat dengan penderita cacar monyet yang sedang bergejala. Karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami langkah-langkah pencegahan guna menghindari risiko infeksi, seperti menjaga kebersihan diri, menghindari kontak langsung dengan hewan yang berpotensi terinfeksi, dan mematuhi protokol kesehatan ketika berinteraksi dengan orang yang mungkin terinfeksi.
Gejala cacar monyet hampir sama dengan cacar air, hanya saja lebih ringan. Penderita cacar monyet umumnya akan mengalami demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan. Prof Fedik menyatakan bahwa perbedaan utama antara kedua penyakit ini adalah bahwa cacar monyet menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening, sedangkan cacar air tidak. Pembengkakan kelenjar getah bening ini biasanya terjadi di leher, ketiak, atau pangkal paha dan dapat menjadi salah satu tanda khas infeksi cacar monyet. Gejala cacar monyet ini terbagi dalam dua fase, yaitu fase prodromal atau fase awal dan fase erupsi yang ditandai dengan perubahan pada kulit.
1. Fase Prodromal
Fase prodromal merupakan fase awal infeksi yang terjadi beberapa hari pertama setelah terpapar virus monkeypox. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) serta Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, gejala yang dialami meliputi demam, sakit kepala yang terkadang sangat hebat, nyeri otot, sakit punggung, pembengkakan kelenjar getah bening, panas dingin, serta rasa lemas dan kelelahan. Gejala-gejala ini menandakan tubuh mulai bereaksi terhadap infeksi virus.
2. Fase Erupsi
Fase erupsi terjadi sekitar 1-3 hari setelah fase prodromal. Pada fase ini, muncul ruam atau lesi pada kulit yang biasanya dimulai dari wajah dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya. Ruam ini berkembang secara bertahap, mulai dari bintik merah seperti cacar (maculopapular), kemudian menjadi lepuh yang berisi cairan bening atau nanah, lalu mengeras hingga membentuk keropeng, dan akhirnya rontok. Gejala cacar monyet ini biasanya berlangsung sekitar 2-4 minggu hingga semua lesi kulit tersebut menghilang sepenuhnya.
Virus monkeypox dapat menyebar melalui beberapa jalur penularan yang melibatkan hewan maupun manusia yang sudah terinfeksi. Pada hewan, penularan terutama terjadi melalui kontak dengan monyet dan hewan pengerat, seperti tikus dan tupai, yang berpotensi membawa virus ini. Seseorang bisa terinfeksi virus monkeypox melalui cakaran atau gigitan hewan yang terinfeksi. Selain itu, risiko penularan meningkat apabila seseorang mengonsumsi daging hewan liar yang terinfeksi tanpa melalui proses masak yang sempurna, atau ketika seseorang terpapar benda-benda yang telah terkontaminasi oleh virus, seperti pakaian atau tempat tidur hewan yang terinfeksi.
Penularan virus monkeypox dari manusia ke manusia juga menjadi perhatian, terutama melalui kontak dekat dengan penderita. Kontak langsung dengan kulit atau lesi penderita, serta cairan tubuh seperti darah, air liur, dan sekresi pernapasan dapat menjadi sarana penyebaran virus. Virus monkeypox masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka terbuka, saluran pernapasan, atau selaput lendir di mata, hidung, dan mulut. Kontak tidak langsung dengan barang-barang yang terkontaminasi lesi, seperti pakaian atau peralatan makan, juga dapat menyebabkan penularan virus.
Masa inkubasi virus monkeypox, yaitu waktu dari terinfeksi hingga gejala muncul, biasanya berlangsung antara 6-16 hari, meskipun bisa berkisar dari 5 hingga 21 hari, tergantung pada kondisi tubuh individu yang terpapar. Selama periode ini, seseorang yang telah terinfeksi mungkin belum menunjukkan gejala tetapi tetap harus berhati-hati agar tidak menularkan virus ke orang lain. Data mengenai keberadaan virus ini di alam masih terbatas, dan hingga kini, virus penyebab cacar monyet baru dua kali berhasil diisolasi dari hewan liar, yang menunjukkan kemungkinan risiko dari transmisi antar spesies. Memahami jalur-jalur penularan ini sangat penting agar masyarakat dapat mengambil langkah pencegahan yang tepat untuk menghindari penyebaran virus monkeypox.
Prof Fedik juga menekankan bahwa meski cacar monyet bisa sembuh dengan sendirinya, pencegahan tetap penting untuk mencegah gangguan pada rutinitas dan kesehatan. Terlebih lagi, cacar monyet pada anak-anak cenderung lebih parah dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh sistem imun anak yang masih berkembang, status kesehatan yang lebih rentan, serta potensi komplikasi yang lebih serius. Ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mencegah infeksi virus monkeypox. Pertama, hindari kontak dengan hewan yang bisa menjadi pembawa virus, terutama hewan liar seperti tikus dan primata, serta hewan yang terlihat sakit atau mati tanpa sebab yang jelas. Hindari juga kontak fisik dengan penderita cacar monyet atau barang-barang yang mereka gunakan, seperti tempat tidur atau pakaian, karena virus dapat bertahan pada benda-benda tersebut. Batasi konsumsi daging dan darah yang tidak dimasak dengan matang, terutama daging dari hewan liar (bushmeat), karena dapat menjadi sumber infeksi. Penting juga untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air atau pembersih berbasis alkohol, terutama setelah kontak dengan hewan atau orang yang terinfeksi. Terakhir, gunakan alat pelindung diri (APD) seperti masker dan sarung tangan jika harus merawat atau berada dekat dengan pasien monkeypox. Dengan langkah-langkah ini, risiko penularan virus monkeypox dapat diminimalisir, menjaga kesehatan Anda dan keluarga dari potensi infeksi.
Komentar
Posting Komentar