PRESS RELEASE VET TALK #2 : "ANCAMAN ZOONOSIS MONKEY B VIRUS DAN KEWASPADAAN DOKTER HEWAN SELAKU GARDA TERDEPAN"



            Bidang Pengabdian Masyarakat, Zoonosis, dan Kesmavet (PZK) PC IMAKAHI Universitas Airlangga melaksanakan kegiatan kuliah umum kedua yaitu VET TALK 2 dengan topik  “Ancaman Zoonosis Monkey B Virus dan Kewaspadaan Dokter Hewan Selaku Garda Terdepan” secara daring pada Jumat, 1 Oktober 2021. Kuliah umum ini diikuti oleh lebih dari 50 peserta. Diawali dengan berita menggemparkan mengenai kematian dokter hewan setelah melakukan pembedahan monyet di Cina. Chinese Center for Disease Control mengkonfirmasi bahwasannya dokter hewan tersebut terinfeksi Monkey B Virus. Menurut studi, Monkey B Virus dilaporkan pertama kali menyerang manusia pada tahun 1900-an dengan ancaman mortalitas mencapai 80% tanpa penanganan. Banyak dugaan terkait ancaman zoonosis baru serta ancaman terhadap dokter hewan sebagai garda terdepan. Menilik hal tersebut, kuliah umum ini dilaksanakan dengan harapan mampu menjawab dan meninjau informasi yang beredar berdasarkan data sains yang ada.

        Pada kuliah umum ini, pemaparan materi dibawakan oleh Dr. Agnes Theresia Soelih Estoepangestie, drh. selaku dosen dari Departemen Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga. Pembahasan diawali dengan klasifikasi dan struktur dari Monkey B Virus. Monkey B Virus juga memiliki rute transmisi dan sumber infeksi yang berasal dari gigitan kera berjenis Macaca, selain itu terinfeksi dari jaringan atau cairan dari kera yang masuk melalui luka kulit, mukosa mata, mukosa hidung, maupun mukosa kulit. Ada pula pembahasan mengenai gejala dari Monkey B Virus yang menginfeksi manusia serta pengelompokan individu yang berisiko tertular Monkey B Virus. Kemudian dilanjutkan dengan pengujian laboratorium dan diagnosa yang dilakukan terhadap Monkey B Virus. Ada Pula pembahasan terakhir mengenai pengobatan dan tindakan preventif yang dilakukan apabila tertular Monkey B Virus. Pada sesi terakhir dari pemateri yaitu adanya sesi tanya jawab antara peserta dengan pemateri. 

            Monkey B Virus memiliki nama lain Herpes B Virus atau Herpesvirus Simiae yang memiliki kerabat dekat dengan Herpes Simplex Virus. Herpes Simplex Virus dengan nama lain Virus hhv 1 dan hhv 2 merupakan subfamily dari Alphaherpesviridae, memiliki genus Simplex Virus. Herpes Virus merupakan virus paling tua yang ditemukan pada kalangan kera, seperti Macaca, Simpanse, Capuchin. Pada manusia dapat menyebabkan kerusakan pada otak Central Nervous System (CNS) dan kematian. Penularan dapat melalui tergigit, tercakar, atau terkena cairan dari monyet yang terinfeksi Monkey B Virus. Tingkat mortalitas dari virus ini mencapai angka 70-80% hingga tahun 2020 terdapat total kematian sebanyak 51 kasus. Gejala klinis menyerupai dengan flu, demam, nyeri otot, mudah lelah, pusing namun untuk lebih lanjut dapat menyerang Central Nervous System (CNS). Jika tidak segera ditangani akan timbul peradangan di otak dan sumsum yang mengakibatkan nyeri luar biasa, kebas, serta gatal pada luka. Treatment jika setelah tergigit dan tercakar dapat segera mencuci luka dengan sabun atau iodine selama minimal 15 menit. 

            Jadi dapat kita simpulkan bahwa Monkey B virus merupakan bentuk ancaman zoonosis yang perlu diperhatikan dan dicegah. Kasus terpantau rendah saat ini, namun melihat pola masyarakat saat ini yang memiliki tingkat interaksi dengan hewan pembawa penyakit tersebut memberikan peluang cukup besar untuk terinfeksi. Dokter hewan sebagai garda terdepan dalam melaksanakan  pelayanan kesehatan hewan. Menjaga jarak dengan monyet liar dan memiliki pemahaman interaksi penyakit ini serta tetap menerapkan protokol kesehatan disaat menangani kasus penyakit merupakan salah satu solusi untuk menghindarkan peningkatan kasus yang tinggi. 

Komentar

Postingan Populer